Jumat, 18 Mei 2012

essay


Manajemen Emosi
Emosi adalah kekuatan terpendam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap orang. Emosi termasuk salah satu fungsi dari pikiran bawah sadar yang memiliki kekuatan sembilan kali lipat. Emosi bisa mempengaruhi pikiran, sebaliknya pikiran juga bisa mempengaruhi emosi. Yang pasti, baik pikiran maupun emosi membentuk sikap. Selanjutnya sikap itu berpotensi menjadi tindakan. Setiap tindakan akan membuahkan hasil.
Menurut definisi Daniel Goleman dalam bukunya, Emotional Intelligence, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the Giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan.
Disini disimpulkan bahwa emosi bukanlah terjadi dikarenakan sebuah akibat atau tindakan namun emosi adalah sebuah sinyal untuk melakukan sesuatu. Jadi, sebenarnya kita melakukan  suatu tindakan itu atas dorongan emosi yang kita miliki. Bukan bereaksi atau merasakan emosi karena kejadian yang terjadi pada kita. Emosi merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan otak seseorang. Banyak orang mengira bahwa emosi secara keseluruhan ada di luar kendali dirinya, sehingga berbagai reaksi akan terjadi secara spontan terhadap suatu kejadian. Padahal sesungguhnya kemampuan kita dalam mengendalikan dan mengelola emosi kita merupakan faktor penentu penting keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) hampir terlupakan dalam sistem dunia pendidikan kita dibandingkan dengan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi (hard-skills). Padahal keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menguasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa orang tidak akan sukses dalam bidang apa pun kecuali jika ia senang dengan apa yang digelutinya itu.
Mungkin ini pernah kita alami sendiri. Ketika kita tidak menyukai dengan pelajaran tertentu dikarenakan mungkin pelajaran yang kurang disukai ataupun guru yang mengajar tidak sesuai yang kita harapkan, dengan kata lain kita tidak suka dengan gurunya. Maka, kita akan merasakan kemalasan yang sangat luar biasa saat mengikuti pelajaran tersebut. Dan dipastikan kalau nilai kita juga tidak akan bagus. Sebuah emosional juga bisa mempengaruhi prestasi seseorang. Oleh karena itu, kecerdasan emosional menjadi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual atau prestasi akademik. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan mampu mengendalikan stres. 
Kita sebagai makhluk yang diberi akal oleh Allah, maka kita harus bisa mememenage emosi kita agar tidak berdampak buruk bagi kita maupun orang lain. Kita harus bisa mengenali emosi itu sendiri. Bagaiman suasana hati kita yang sesungguhnya dan kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan emosi itu. Apakah kita itu takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, ataupun rasa bersalah.
Perlu kita ketahui bahwa menahan emosi dapat menyebabkan tekanan atau stres, sehingga pada gilirannya akan merusak diri kita sendiri. Cara terbaik adalah dengan melepaskan emosi negatif (releasing limiting emotions) melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar, sehingga kita maupun orang-orang disekitar kita tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul. Ketika kita sudah menguasai keterampilan menghilangkan emosi negatif, maka kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi, kita menjadi semakin optimistis, percaya diri, mudah menyesuaikan diri dan sebagainya.
Selanjutnya adalah dengan senang hati kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation) dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Setelah itu mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain.  Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dan juga keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain.
Sedangkan dalam islam bagaimana kita menguasai marah atau me-manage emosi?  Nabi SAW pernah memberikan petunjuk. "Jika kamu marah dalam keadaan berdiri, duduklah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan duduk, berbaringlah. Jika kamu masih marah, padahal sudah dalam keadaan berbaring, segera bangkit dan ambil air wudu untuk bersuci dan lakukan shalat sunah dua rakaat." Betapa bijaknya nasihat Rasul SAW di atas. Sebab, ketika manusia sedang marah, ia mengalami dua hal. Pertama, ketegangan syaraf, terutama syaraf otak. Kedua, dirinya sedang bergelut dengan sebuah kekuatan hawa nafsu yang mahadahsyat. Dalam pandangan agama, hawa nafsu itu dipersonifikasikan dengan kekuatan setan. Emosi diciptakan Allah untuk kebaikan manusia, namun karena manusia telah jatuh dalam dosa, emosi kadang muncul untuk alasan yang salah dan disalurkan dengan cara yang salah juga. Oleh karena itu, emosional bukanlah untuk dipelihara namun untuk dihilangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar